![Picture](/uploads/8/2/5/5/82558766/1-1-orig_2_orig.jpg)
Kementerian Perindustrian mendorong industri sepeda motor dalam negeri untuk terus berupaya mencari terobosan baru dalam memanfaatkan teknologi mesin yang efisien dan rendah emisi gas buang. Upaya ini guna menghasilkan sepeda motor yang ramah lingkungan, hemat energi serta aman dan nyaman untuk dikendarai yang merupakan ciri produk masa depan sesuai kebutuhan pasar global.
”Saat ini industri sepeda motor sudah menggunakan Euro 3. Kami terus mendorong agar segera masuk ke Euro 4 karena standar emisinya lebih bagus dan dapat meningkatkan ekspor. Kami targetkan ekspor bisa mencapai 20 persen,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Indonesia Motorcycle Show 2016 di Jakarta, Rabu (2/11).
Menperin mengungkapkan, meski ekspor sepeda motor meningkat 800 persen dalam tiga tahun terakhir, tetapi kalaudihitung dalam bentuk jumlah unit masih terbilang kecil karena hanya sekitar 300 ribu unit motor. Bahkan, masih sangat jauh jika dibandingkan dengan kebutuhan pasar di Indonesia.
“Market di Indonesia sebesar 6 juta per tahun, berarti ekspornya baru 5 persen,” ujarya. Airlangga pun menyampaikan, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 90 juta unit atau lebih dari sepertiga jumlah penduduk Indonesiasebanyak 250 juta jiwa. Jumlah ini memperlihatkan sepeda motor menjadi alternatif utama masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya di tengah ketersediaan transportasi publik yang belum maksimal.
“Meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, khususnya alat transportasi darat,berperan memacu tumbuh kembangnya industri kendaraan, termasuk industri sepeda motor,” tuturnya. Dalam lima tahun terakhir, industri sepeda motor di Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata produksi di atas 7 juta unit per tahun.
Capaian tersebut membuat Kemenperin optimistis terhadap tren pertumbuhan industri sepeda motor dalam negeriyangakan meningkat secara konsisten dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini juga semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai produsen sepeda motor ketiga terbesar di dunia setelah Tiongkok dan India.
Di sisi lain, Kemenperin menekankan pentingnya pengoptimalan kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) di dalam negeri, sehingga industri sepeda motor nasional mampu mengembangkan produk yangsesuai kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
Menperin pun meminta kepada para prinsipal untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatankegiatan desain dankegiatan teknis dalam negeri yang disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkanbobot kemampuan SDM di Indonesia. Dengan demikian, kegiatan industri manufaktur sepeda motorakan meningkat pesat.
“Industri sepeda motor merupakan sektor padat teknologi yang dapat bermanfaat menjadi wahana pendidikan untukmendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi manufaktur diindustri otomotif,” paparnya. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong sinergi dengan akademisi, pebisnis, dan komunitas dalam membangun SDM industri otomotif di Indonesia.
Peningkatan industri komponen
Menperin menjelaskan pula bahwa pengembangan industri kendaraan bermotor memiliki multiplier effect yang cukup luas.Mulai dari menciptakan aktivitas ekonomi pada kegiatan perakitan dan manufaktur komponen, hinggamenimbulkan kegiatan ekonomi pada sektor distribusi dan aktivitas pelayanan purna jualnya.
“Industri komponen sebagai kekuatan industri kendaraan bermotor nasional, mutlak untuk terus dikembangkan dalam upaya memperdalam struktur industrinya,” tegas Airlangga. Bahkan, saat ini sepeda motor yang diproduksi di Indonesia telah mencapai 90 persen dalam penggunaan komponen lokal.Dengan kuatnya industri komponen dalam negeri tersebut, akan mengurangi ketergantungan komponen imporsehinggadapat menghemat devisa negara.
Oleh karena itu, lanjut Menperin, Pemerintah mengharapkan industri perakitan dalam negeri dapat terus meningkatkan pembinaan terhadap industri komponen berskala kecil dan menengah, agar mampu menghasilkan produk yang mutunya diterima dan digunakan dalam kegiatan manufaktur kendaraan. “Hal ini diperlukan mengingat pembinaan industri kecil dan menengah pada dasarnya merupakan tanggung jawab kita bersama dan seyogyanya juga menjadi komitmen kita untuk maju secara bersama,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinatamengatakan, industri sepeda motor di Indonesia telah selangkah lebih maju dibanding industri kendaraan roda empat dalam hal penerapan standar emisi gas buang.
"Kami sudah Euro 3, bahkan kami siap untuk masuk ke Euro yang lebih tinggi. Kami juga menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan bahan bakar yang memenuhi standar emisi gas buang Euro 4," tuturnya.
Gunadi juga mengajak semua pihak bersinergidalam pengembangan industri sepeda motor nasional, termasuk potensipeningkatan ekspornya. “Industri nasional ke depannya diarahkan untuk memperkuat ekspor.Tahun ini total ekspor industri motor di bawah AISI sejumlah 300 ribu unit. Kami berharap tahun 2020 akan meningkat 1.000 persen. Dengan jumlah ini total produksi nasional bisa mencapai 10 juta unit,” paparnya.
Di sisi lain, Gunadi menjelaskan bahwa pertumbuhan industri sepeda motor sangat penting dalam penyediaan lapangan kerja, dimana sektor ini mampu menyerap tenaga kerja mencapai dua juta orang. “Jika dirata-rata satu orang pekerja menanggung empat orang lain, maka ada delapan juta jiwa yang bergantung dari industri ini. Bukan hanya disektor formal, tetapi hingga sektor informal seperti pekerja bengkel di daerah-daerah,” jelasnya.
Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.
”Saat ini industri sepeda motor sudah menggunakan Euro 3. Kami terus mendorong agar segera masuk ke Euro 4 karena standar emisinya lebih bagus dan dapat meningkatkan ekspor. Kami targetkan ekspor bisa mencapai 20 persen,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Indonesia Motorcycle Show 2016 di Jakarta, Rabu (2/11).
Menperin mengungkapkan, meski ekspor sepeda motor meningkat 800 persen dalam tiga tahun terakhir, tetapi kalaudihitung dalam bentuk jumlah unit masih terbilang kecil karena hanya sekitar 300 ribu unit motor. Bahkan, masih sangat jauh jika dibandingkan dengan kebutuhan pasar di Indonesia.
“Market di Indonesia sebesar 6 juta per tahun, berarti ekspornya baru 5 persen,” ujarya. Airlangga pun menyampaikan, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 90 juta unit atau lebih dari sepertiga jumlah penduduk Indonesiasebanyak 250 juta jiwa. Jumlah ini memperlihatkan sepeda motor menjadi alternatif utama masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya di tengah ketersediaan transportasi publik yang belum maksimal.
“Meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, khususnya alat transportasi darat,berperan memacu tumbuh kembangnya industri kendaraan, termasuk industri sepeda motor,” tuturnya. Dalam lima tahun terakhir, industri sepeda motor di Indonesia telah menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata produksi di atas 7 juta unit per tahun.
Capaian tersebut membuat Kemenperin optimistis terhadap tren pertumbuhan industri sepeda motor dalam negeriyangakan meningkat secara konsisten dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini juga semakin memantapkan posisi Indonesia sebagai produsen sepeda motor ketiga terbesar di dunia setelah Tiongkok dan India.
Di sisi lain, Kemenperin menekankan pentingnya pengoptimalan kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) di dalam negeri, sehingga industri sepeda motor nasional mampu mengembangkan produk yangsesuai kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
Menperin pun meminta kepada para prinsipal untuk lebih memberikan perhatian pada peningkatankegiatan desain dankegiatan teknis dalam negeri yang disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkanbobot kemampuan SDM di Indonesia. Dengan demikian, kegiatan industri manufaktur sepeda motorakan meningkat pesat.
“Industri sepeda motor merupakan sektor padat teknologi yang dapat bermanfaat menjadi wahana pendidikan untukmendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi manufaktur diindustri otomotif,” paparnya. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong sinergi dengan akademisi, pebisnis, dan komunitas dalam membangun SDM industri otomotif di Indonesia.
Peningkatan industri komponen
Menperin menjelaskan pula bahwa pengembangan industri kendaraan bermotor memiliki multiplier effect yang cukup luas.Mulai dari menciptakan aktivitas ekonomi pada kegiatan perakitan dan manufaktur komponen, hinggamenimbulkan kegiatan ekonomi pada sektor distribusi dan aktivitas pelayanan purna jualnya.
“Industri komponen sebagai kekuatan industri kendaraan bermotor nasional, mutlak untuk terus dikembangkan dalam upaya memperdalam struktur industrinya,” tegas Airlangga. Bahkan, saat ini sepeda motor yang diproduksi di Indonesia telah mencapai 90 persen dalam penggunaan komponen lokal.Dengan kuatnya industri komponen dalam negeri tersebut, akan mengurangi ketergantungan komponen imporsehinggadapat menghemat devisa negara.
Oleh karena itu, lanjut Menperin, Pemerintah mengharapkan industri perakitan dalam negeri dapat terus meningkatkan pembinaan terhadap industri komponen berskala kecil dan menengah, agar mampu menghasilkan produk yang mutunya diterima dan digunakan dalam kegiatan manufaktur kendaraan. “Hal ini diperlukan mengingat pembinaan industri kecil dan menengah pada dasarnya merupakan tanggung jawab kita bersama dan seyogyanya juga menjadi komitmen kita untuk maju secara bersama,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinatamengatakan, industri sepeda motor di Indonesia telah selangkah lebih maju dibanding industri kendaraan roda empat dalam hal penerapan standar emisi gas buang.
"Kami sudah Euro 3, bahkan kami siap untuk masuk ke Euro yang lebih tinggi. Kami juga menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan bahan bakar yang memenuhi standar emisi gas buang Euro 4," tuturnya.
Gunadi juga mengajak semua pihak bersinergidalam pengembangan industri sepeda motor nasional, termasuk potensipeningkatan ekspornya. “Industri nasional ke depannya diarahkan untuk memperkuat ekspor.Tahun ini total ekspor industri motor di bawah AISI sejumlah 300 ribu unit. Kami berharap tahun 2020 akan meningkat 1.000 persen. Dengan jumlah ini total produksi nasional bisa mencapai 10 juta unit,” paparnya.
Di sisi lain, Gunadi menjelaskan bahwa pertumbuhan industri sepeda motor sangat penting dalam penyediaan lapangan kerja, dimana sektor ini mampu menyerap tenaga kerja mencapai dua juta orang. “Jika dirata-rata satu orang pekerja menanggung empat orang lain, maka ada delapan juta jiwa yang bergantung dari industri ini. Bukan hanya disektor formal, tetapi hingga sektor informal seperti pekerja bengkel di daerah-daerah,” jelasnya.
Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.